Senin, 21 Januari 2013

PERKEMBANGAN SENI RUPA ZAMAN KLASIK



Perkembangan seni rupa zaman klasik didasari atas berkembangnya kebutuhan dan kepercayaan. Kepercayaan yang hidup pada zaman prasejarah berkembang pesat pada zaman klasik.  Kepercayaan  awal  pemujaan  terhadap  arwah  (roh  nenek  moyang)  berkembang menjadi kepercayaan kepada para dewa. Kebutuhan sarana  ibadah baik  bentuk  dewa maupun tempat  peribadatan  menjadi alasan mereka menciptakan karya seni rupa, berupa kuil, candi, vihara, dan patung-patung perwujudan dari dewa dan dewi, serta piramid. Didorong oleh perkembangan ilmu dan teknologi, serta ditemukannya bahan logam, menjadikan karya-karya mereka mencapai tahap perkembangan yang dapat mencapai puncak (klasik).
Seni rupa pada zaman klasik ini di seluruh dunia hampir mengalaminya, di Yunani, Romawi, Mesir, India, Mesopotamia, dan Indonesia. Perbedaanya hanya terletak pada waktu. Bisa diambil Seni Klasik di Mesir dengan didasari pada pemujaan terhadap dewa. Fir'aun sebagai  raja  yang  dipercaya  turunan  dewa,  maka  setelah  meninggal  dipatungkan  dalam wujud dewa. Pemujaan terhadap Fir'aun setelah mati bukan sekedar dipatungkan, tetapi juga dibuat  mummi  (mayat  yang  diawetkan).  Mummi  ini  didasari  atas  kepercayaan  bahwa manusia setelah mati rohnya akan bersemayam  melindungi manusia yang  hidup asalkan jasadnya diawetkan. Kebutuhan kepercayaan itulah maka dibuat mummi. Karya seni bentuk lain adalah piramid. Piramid adalah tempat makam Fir'aun. Piramid ini merupakan karya klasik dan monumental.
Pada bagian tempat menyimpan mummi, didalam piramid dibuat kamar (cela): Pada Dinding cela ini digambarkan si mati ketika semasa hidupnya dan kendaraan kapal sebagai kendaran roh si mati menuju nirwana. Karya seni rupa yang lahir adalah relief. Di depan piramid dibangun pintu gerbag (pylon) yang diapit oleh dua tugu (obelix), yang terbuat dari batu utuh dengan ketinggian puluhan meter. Dibelakangnya dibuat patung yang berbadan singa berkepala manusia (sphink), yang mengandung makna simbolis.

Piramid,  patung,  tugu,  dan  sphink,  serta  mummi  adalah  karya  seni  rupa  yang mencapai tahap klasik (puncak) karya seni rupa mesir. Itu semua didasari oleh kebutuhan kepercayaan. Contoh lain seni rupa klasik yang lahir di Yunani dan Romawi. Karya seni rupa mereka mencapai klasik sebab menciptakan karya-karya yang monumental seperti kuil, patung dewa dewi, dan tempat olahraga olimpiade. Karya-karya  mereka  pun  lahir  didasari oleh  kebutuhan  kepercayaan  kepada  para dewa. Dewa-dewa diciptakan dalam bentuk patung manusia yang sempurna dalam bentuk fisik (idial). Lahirlah patung dewa Zeus, Dewa Appolo, Dewa Olahraga, dan dewa - dewa lainnya dalam bentuk patung yang menggunakan bahan batu, logam dan emas. Ketelitian, keuletan, kesungguhan dalam membuat patung sangat telliti dan tinggi, sehingga melahirkan karya-karya patung yang sempurna (klasik).
Selain patung seni rupa yang didasari kepercayaan terhadap dewa ini berupa sarana ibadah atau kuil. Kuil-kuil ini mencapai tahap klasik sebab didukung oleh tiang-tiang yang indah dan dihiasi dengan patung-patung dewa dan relief yang agung. Karena teknik yang tinggi dan kecermatan yang luar biasa, maka terciptalah kuil-kuil yang monumental (klasik). Seni klasik yang lahir di Indonesia, didasari oleh kepercayaan agama Hindu dan Budha. Ajaran agama Hindu yang percaya kepada para Dewa melahirkan perwujudan dewa-dewa dalam bentuk patung, dewa syiwa, dan brahma. Raja dianggap sebagai turunan dewa, maka raja  biasanya  dipatungkan  dalam  wujud  dewa.  Tempat  pemakaman  para  raja  biasanya dibuatkan bangunan candi asal kata dari Candika (Dewa Kematian). Dinding bangunan candi dihias dengan relief yang berisi ajaran agama. Patung, relief dan candi yang dibangun untuk kebutuhan kepercayaan di Indonesia mencapai tahap klasik dan monumental seperti Candi Prambanan, Borobudur dan Penataran

Seni Klasik
Kesenian klasik merupakan puncak perkembangan kesenian tertentu, yang mana tidak dapat berkembang lagi (mandeg). Karya seni yang dianggap klasik memiliki kriteria sebagai berikut : (1) Kesenian yang telah mencapai puncak (tidak dapat berkembang lagi), (2) merupakan standarisasi dari zaman sebelum dan sesudahnya, dan (3) telah berusia lebih dari setengah abad. Selain dari ketentuan itu, suatu kesenian belum bisa dikategorikan seni klasik. Karya-karya seni klasik dapat dijumpai pada bangunan-bangunan kuno Nusantara pada zaman Hindu-Budha dan bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi.
Seni lukis zaman klasik
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
  • Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
  • Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.
Seni Rupa Zaman Klasik Indonesia
Ø  Munculnya Pertulisan /Prasasti.
Ø  Arsitektur Masa Klasik.
Ø  Seni Arca
3.    Seni Rupa Zaman Hindu-Budha.

Zaman Hindu-Budha merupakan babak baru periodesasi kebudayan di Indonesia. Zaman ini juga di katakana sebagai akhir dari zaman prasejarah dan menjadi awal zaman sejarah. Hal ini di buktikan dengan adanya penemuan tulisan. Masa inipun sering dikatakana sebagai masa klasik. Peninggalan karya seni rupa pada masa Hindu-Budha yaitu prasasti dan candi. Prasasti adalah batu yang berisi sebuah tulisan tentang sesuatu peristiwa atau upacara tertentu yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungan kerajaan. 

Pada zaman Hindu-Budha,banyak sekali kerajaan yang berdiri, mulai dari kerajaan kecil sampai kerajaan besar. Hampir semua kerajaan memiliki peninggalan yang berupa prasasti. Berikut adalah beberapa prasasti peninggalan kerajaan-kerajaan pada masa Hindu-Budha.
  1. Prasasti ciaruteum yang bergambar telapak kaki (Kerajaan Tarumanegara) 
  2. Prasasti kedukan bukit ( 683),menyebutkan kemenangan Raja Dapunta hyang (Kerajaan Sriwijaya)
  3. Prasasti canggal di Gunung Wakir (732), menyebutkan Banga Sanjaya membangun sebuah lingga di daerah Kunjara Kunya di jawa Dwipa (Kerajaan Mataram Kuno) 
  4. Prasasti tukmas di lereng Gunung Merbabu,menyebutkan adanya mata air dari sumber yang dapat di samakan dengan sungai gangga (Kerajaan Kaling)

Selain prasasti yang di sebutkan di atas, masih banyak lagi peninggalan kerajaan yang berkembang pada masa Hindu-Budha. Candi merupakan peninggalan zaman Hindu-Budha yang paling megah dan agung, karena orang zaman klasik  membangunnya untuk tujuan yang agung yaitu untuk kegiatan spiritual. 

Candi berasal dari kata” Candika Gerha” yang artinya rumah dewi candika. Dewi Candika disebut juga Dewi Durga atau Dewi Maut. Orang membangun candi dengan harapan mendapat pertolongan dari  dewi durga dalam kematianya sehingga candi kebanyakan berfungsi sebangai kuburan raja-raja. Pada perkembangan selanjutnya, Fungsi candi menjadi bermacam-macam di antaranya sebangai berikut :
  1. Sebagai hiasan (Candi Sari)
  2. Sebagai kuburan Abu Jenazah (Candi Budha)
  3. Sebagai Pemujaan (Candi penataran)
  4. Sebagai tempat Semedi (Candi Jalatunda)
  5. Sebagai Pemandian (Candi Belahan)
  6. Sebagai Gapura (Candi Bajang Ratu)

Seperti halnya zaman Hindu-Budha, zaman Islam juga memiliki peninggalan karya seni rupa yang cukup megah. Hasil karya seni rupa zaman Islam berupa arsitektur dan seni hias

Seni Arsitektur meliputi
  • Masjid
  • Makam  
  • Istana

Seni hias meliputi
  • Seni ukir
  • Seni kaligrafi (arab)
  • Seni wayang 
  • Seni batik  
  • Seni lukisSeni Rupa Moderen

Seni rupa moderen merupakan babak baru dalam perkembangan seni rupa. Menurut konsepnya, karya seni rupa tidak lagi menjadi simbol-simbol kehidupan yang kaku, namun ia lebih cenderung menjadi pengungkap ekspresi  dan nilai  seorang seniman secara bebas. Perkembangan seni rupa Indonesia modern terbagi dalam beberapa babak / periodesasi.
Sumber : www.wikipedia.com

3 komentar:

riskiawan mengatakan...

http://artone41.blogspot.co.id/

stenote mengatakan...

Seni lukis masa klasik reniassance sangat memang sangat menawan... salah satu tokoh masa klasik adalah Leonardo da Vinci... Saya ingin berbagi wawancara dengan Leonardo da Vinci (imajiner) di http://stenote-berkata.blogspot.hk/2018/03/wawancara-dengan-leonardo.html

Unknown mengatakan...

Sebutkan bukti fisik adanya perkembangan seni rupa zaman klasik