Sabtu, 03 Mei 2014

Cerpen "Pesan Terakhir"



Pesan Terakhir

            Malam ini terasa aneh dari malam biasanya. Hujan turun dengan derasnya dan Rizka mencoba untuk tidur. Tiba-tiba handphonenya berbunyi. Setelah dilihat ternyata SMS dari Andi pacarnya.

“Bagaimana keadaanmu?”, kata Andi.

            Rizka merasa terganggu dengan SMS dari Andi, tanpa menghiraukan SMSnya, Rizka pun tidur karena ngantuk. Tak berapa lama, suara handphone berbunyi kembali, setelah di cek ternyata SMS dari Andi lagi. Merasa kesal dan terganggu, Rizka pun menelpon Andi. Namun tidak diangkat oleh Andi, Rizka mencoba untuk menghubunginya kembali, sampai ke-tiga kalinya akhirnya diangkat oleh Andi. Rizka melihat jam yang menunjukkan jam 00:13, Rizka kesal dan memarahi Andi lewat telpon,

“Kamu ngapain sih SMS terus?! Aku mau tidur tau, jangan ganggu aku, kamu tau gak sih ini udah jam 00:13, kamu tau kan ini waktunya orang istirahat, kamu ngerti?!”, kata Rizka.

            Namun tidak ada jawaban apapun dari Andi, hanya terdengar suara hujan dan napas Andi.

“Aku tau kamu disana, aku dengar suara nafasmu. Kamu keluar malam ya, aku kan udah bilang jangan keluar malam. Aku gak suka kamu begitu”, lanjut Rizka. Lagi-lagi tidak ada respon apa-apa dari Andi. Rizka kesal dan ingin matikan telponnya, tapi tiba-tiba Andi bicara,

“jangan dimatikan dulu, aku cuma khawatir, dengar suara kamu aku yakin kamu baik-baik saja.” Setelah itu, Rizka langsung mematikan telponnya tanpa menanggapi suara Andi.

            Dua jam telah berlalu, tapi Rizka masih terbangun, dia masih memikirkan Andi. Jam sudah diangka 02:34, Rizka turun ke bawah dia ke dapur untuk mengambil air minum. Dia membuka kulkasnya, dan tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu depan rumahnya. Rizka panik, siapa malam-malam gini yang berkunjung ke rumah. Rizka pun memberanikan diri untuk melihat dari jendela ruang tamu. Ternyata Andi dengan keadaan basah kuyup berdiri di depan pintu. Rizka terkejut, ia pun membukakan pintu dan berkata,

“Kamu ngapain  kesini, kamu tau jam berapa sekarang?”, kata Rizka.

“Kosong dua, tiga empat (02:34)”, jawab Andi.

“Itukan waktu terakhir aku liat jam.”, dalam hati Rizka.

“Mungkin sekarang udah lewat, ayo masuk, gak enak dilihat orang.”, kata Rizka.

            Rizka menyuruh Andi untuk duduk di sofa dan mengambilkan handuk untuk Andi dari kamar mandi. Lalu ia memberikan handuk itu kepada Andi.

“Makasih.”, kata Andi ke Rizka.

“Ada apa? Tumben kamu dating malam gini ke rumah ku.”, tanya Rizka.

“Aku senang, kamu masih mau membukakan pintu buat aku, aku Cuma mau minta maaf sama kamu.”, jawab Andi.

            Rizka mengambilkan pakaian ayahnya untuk Andi, dia takut Andi sakit karena kehujanan. Rizka menuju ke kamar ayahnya yang saat itu sedang pergi ke luar kota, ia langsung mengambil dari lemari baju ayahnya. Tiba-tiba handphone Rizka berbunyi, telpon dari Andi,

“Hallo!”, suara perempuan terdengar.

Rizka langsung mematikan telponnya. Tak beberapa lamu kemudian, handphonenya berbunyi kembali, telpon dari Andi lagi, Rizka mengangkatnya,

“Iya, hallo, ini siapa?”, kata Rizka.

“Ini dari RSUD.. Andi pemilik hp ini sesuai KTP yang kami temukan. Dari kontak hp-nya hanya ada nomer ini, mungkin anda orang terdekat Andi. Saya mengabarkan, Andi mengalami kecelakaan dini hari pukul 00:13 dan menghembuskan nafas terakhirnya pukul 02:34 dini hari. Sebelumnya dia sekarat dan sempat ditangani disini.”

            Rizka terdiam, dia shock tidak bias berkata-kata. Dia menjatuhkan handphonenya, lalu berlari menuju ruang tamu. Dia tidak melihat Andi lagi disana, dan hanya ada handuk di sofa yang dia berikan kepada Andi tadi. Rizka pun menangis sejadi-jadinya.

            “Kalau Andi sudah meninggal, berarti yang tadi kesini itu siapa?, yang SMS dan telpon tadi siapa? Apa ini maksud Andi untuk menyampaikan pesan terakhirnya?”, dalam hati Rizka.



-Selesai.

Tidak ada komentar: